Sunday 25 March 2007

Therapeutik Apheresis: Overview


Prosedur Therapeutik Apheresis:
Adalah prosedur dimana komponen dari darah dikeluarkan dari tubuh dengan maksud mengurangi jumlah sel yang diinginkan atau juga menghilangkan sel mediator dari penyakit.
Rasionalnya adalah prosedur ini jauh lebih efektif mengeluarkan pathogen yang berada di dalam darah yang mana berkonstribusi terhadap penyakit daripada tubuh sendiri mampu mengeluarkannya.


Prosedur Therapeutik Apheresis terdiri dari:
1. Therapeutik Plasma Exchange (TPE)
2. Red Blood Cell Exchange (RBCE)
3. Cellular Depletion
4. Immunoadsorption
5. Photopheresis
6. LDL Apheresis


TPE
Mengeluarkan plasma dalam jumlah besar dari tubuh dan menggantikannya dengan cairan yang sesuai.
Indikasi: TTP, GBS, MG, Sindrom Good pastureSelain itu prosedur ini juga mengeluarkan mediator penyakit yang berada di dalam plasma, seperti:
Antibodi, antigen, abnormal plasma protein, cholesterol, produk-produk sampah metabolik, obat-obatan atau racun
.


RBCE
Adalah tindakan mengeluarkan atau membuang sel darah merah dan menggantikannya dengan sel darah merah dari donor yang normal.
Indikasi: Sickle cell disease, Thalassemia, Malaria, Babesiosis.


Cellular Depletion
Adalah tindakan mengeluarkan abnormal sel yang meningkat didalam darah secara pathologis. Berguna untuk menurunkan resiko sehubungan dengan vaskular statis.
Indikasi: Leukositosis (Sel darah putih >100 000/mcL)
Thrombositosis (sel trombosit/platelets >500 000
Erythrositosis (hematocrit >60%)


Immunoabsorpsi
Adalah tindakan mengeluarkan sel mediator dari penyakit yang berada didalam plasma dan mengembalikan kembali plasma yang sudah ditherapi ke pasien.
Indikasi: ITP, Rhematoid arthritis, refraktori platelets dan sindrom hemolitik uremik.


LDL Apheresis
Adalah tindakan mengeluarkan kolesterol LDL dari plasma melalui dua kali proses apheresis.
Indikasi: Hiperkolesterol (kolesterol LDL > 300 gr/dL atau > 200 gr/dL dan simtomatik).


Photopheresis
Adalah tindakan memodulasi aktifitas dari lymphosit dengan menggunakan teknologi apheresis, obat-obatan dan sinar ultraviolet.
Indikasi: Cutanous T Cell Lymphoma (CTCL), Graft Versus Host Disease (GVHD), penolakan pada transplantasi ginjal akut atau kronik serta Phemphigus vulgaris.


ELEMEN DALAM PROSEDUR APHERESIS


1. Pemisahan komponen darah
Centrifugal Force memisahkan sel berdasarkan gravity dari sel tersebut.
a> Plasma (paling atas).
b> Buffy coat (ditengah - thrombosit, lymphosit, monosit dan granulosit).
c> Sel darah merah.


2. Akses vaskularisasi
a> Antecubital
b> femoral catheter
c> Subclavian Catheter
d> Jugular Access
e> Port
f> Arteriovenous Fistula atau Graft


3. Antikoagulasi, ada 2 macam antikoagulasi yang dapat dipakai:
a> ACDA (Acid Citrate Dextrose - Formula A)
Menyatu dengan kalsium didalam darah sehingga proses pembekuan darah tidak terjadi, dari IX ke IXa, dari X ke Xa dan dari prothrombin ke Thrombin.
Akibatnya dapat menurunkan pH darah, mencegah terjadinya pembekuan darah pada thrombosit.
Sangat cepat dimetaboliskan oleh tubuh.
Dapat menyebabkan hipokalsium.


b> Heparin
Mencegah terjadinya formasi thrombus sehingga thrombin tidak dapat diproduksi yang berguna dalam pembentukan fibrin dari fibrinogen. Tidak ada fibrin, pembekuan darah tidak terjadi.
Sangat lambat dimetabolisme oleh tubuh.
Bekerja secara sistematik.
Dapat menyebabkan thrombocytopenia.

4. Cairan pengganti, setiap prosedur mempunyai cairan pengganti yang berbeda.
a> TPE, ada beberapa cairan yang bisa dipakai, tetapi yang lebih sering dipakai adalah 4% Albumin.
- Kristaloid (tidak mengandung protein).
Contoh: 0.9% Sodium Chloride.
- Koloid (mengandung protein).
Contoh: 4% Albumin, Fresh Frozen Plasma (FFP) atau Cryopersepitate.


b> RBC
Cairan penggantinya adalah sel darah merah.


c> Cellular Depletion
0.9% Sodium Chloride atau 4% Albumin.


d> Collum Prosedur (secondary plasma processing)
Tidak membutuhkan cairan pengganti.


5. Manajemen cairan yang seimbang
a> Isovolemia cairan yang diambil sama dengan cairan pengganti
b> Hipovolemia cairan yang diambil lebih besar daripada cairan pengganti
c> Hipervolemia cairan yang diambil lebih rendah daripada cairan pengganti


6. Frekuensi tindakan
a> Pada penyakit akut
Progres penyakit cepat
Membutuhkan tindakan yang sering (setiap 1 hingga 2 hari atau setiap 12 jam)


b> Pada penyakit kronik
Progres penyakit lambat
Tidak membutuhkan tindakan yang sering (setiap minggu atau bulan)

7. Potensi efek samping - preventif, gejala dan tindakan
a> Potensi terjadinya efek samping diantaranya adalah:
Hipokalsemia
Ketidak seimbangan elektrolit tubuh
Hipotensi
Syncope vasovagal
Reaksi alergi
TRALI (transfussion related acute lung injury), komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian sesudah mendapatkan transfusi darah.


b> Pencegahan terjadinya efek samping
Sebelum memulai prosedur sebaiknya:
Mengkaji pasien secara komprehensif, diantaranya diagnosa, riwayat kesehatan, obat- obatan dan hasil laboratorium.
Mengkorekasi ketidak seimbangan elektrolit tubuh bila terjadi.


c> Gejala dan Tindakan.
Hipokalsemia
Tanda dan gejala
Perasaan baal dan kesemutan
Kedinginan
Fibrasi pada dinding dada
Tetani
Aritmia pada jantung hingga serangan jantung


Pencegahan
Cek kalsium dan elektrolit dalam darah
Berikan kalsium dan elektrolit dengan tepat sesuai dengan kebutuhan.
Pergunakan penghangat transfusi darah.


Tindakan
Hentikan/tunda prosedur hingga pasien merasa lebih baik
Turunkan kecepatan "inlet pump"
Berikan kalsium secara intravenous
Ketidak seimbangan eletrolit lain yang mempunyai tanda dan gejala yang hampir sama dengan hipokalsemia, tetapi pemberian kalsium tidak menghilangkan gejala, diantaranya Hipomagnesium, hipokalemia, alkalosis metabolik.


Hipotensive
Gejalanya:

Sakit kepala
Meningkatnya kecepatan nadi
Pernafasan pendek
Berkeringat.


Pencegahan
Naikkan persentasi albumin.
Berikan cairan tambahan
Pilih hasil cairan akhir, positive (hipervolemia), bila prosedurnya TPE


Tindakan
Tunda prosedur
Posisi kaki lebih tinggi dari kepala
Berikan cairan tambahan


Vasovagal syncope
Gejala:
Aprehensi
Pusing
Mual
Kecepatan nadi menurun.
Hipotensi
Berkeringat


Pencegahan
Komunikasi dengan pasien
Jelaskan ke pasien tentang prosedur sehingga pasien dapat mengerti apa yang terjadi
Alihkan perhatian pasien.


Tindakan:
Tunda prosedur
Posisi kaki lebih tinggu dari kepala
Berikan cairan tambahan
Tindakan hampir sama dengan hipotensi.
Reaksi Alergi


Gejalanya:
Gatal
Kemerahan pada kulit
Bengkak-bengkak
Sulit bernafas


Pencegahan
Cek apakah pasien mempunyai alergi
Berikan obat anti alergi seperti antihistamin


Tindakan
Hentikan prosedur
Kontak dokter
Berikan obat-obatan sesuai dengan yang diorder.


TRALI
Gejalanya:
Oedema pada paru-paru yang bukan diakibatkan oleh jantung
Dyspnea
Sianosis
Hipotensi.
Demam
Menggigil


Tindakan:
Seperti pada pertolongan respiratory, termasuk bantuan ventilator.


Sumber:

Successions 2: Spectra System Therapeutic Reference Book. Gambro BCT.







No comments:

Post a Comment